Senin, 13 Agustus 2012

DAY BY DAY (sequel of Destiny)


Title : DAY BY DAY (Sequel of Destiny)
Author   : Sung Ji Sun
Genre : Romance, happines
Cast :
• Sung Ji Sun
• Kang Jin Woo
• Sung Jae Suk (eomma Ji Sun)
• Sung Joon soo (kakak Ji Sun)
• And other cast

            Annyeong Hasseyo chingudeul ^^
Ini sequel dari “Destiny” ini yang nulis Ji Sun eonni sendiri loo..  hehehe :D
Mian kalo masih ada typo yang nyelip (?). aku nggak ikut bikin FF ini, jadi mian kalo misalnya ada yang berbeda sama FF ku sebelumnya…
Yesungminlah.. langsung aja di RCL.. seperti biasa, wajib kasi kritik dan saran!!
Khamsahamnida #bow~~

----------HAPPY READ----------

  *Ji Sun pov*
~kring.. kring.. kring..~  
Jam alarmku sudah berbunyi menandakan aku harus ke kampus untuk melanjutkan kuliahku. Pagi ini adalah pagi yang cerah, tapi berbeda dengan hatiku yang selalu gelap semenjak kepergian Seung Hee dari hidupku. Ya, semenjak Seung Hee meninggal karna penyakitnya itu (baca cerita 'destiny’), hari-hariku menjadi sepi. Sudah 5 tahun lamanya, Eommaku dan eomma seung hee menjadi lebih dekat. Di rumahku hanya ada aku, eomma dan kakakku (mian, kalau di sequel pertama kakak ji sun gak disebutin. Soalnya pura” kakaknya ji sun pergi study ke amerika. Jadi gak tau apa”^^v).
Aku pergi mengayuh sepedaku menuju kampus. Dari SMA, aku memang senang sekali bersepeda. lalu,Tiba-tiba dari arah belakang ada suara(?) yang memanggil namaku dengan berteriak. Ternyata suara yang memanggilku adalah Lee Hyuk Jae, namjachingu Ah Young.
“Ji Sun-ah!!”
Serentak aku kaget dan menoleh kearah suara itu berada. Karna itu aku terjatuh dari sepeda dan…
BRAKK!!
aku menabrak seseorang yang entah aku tidak tau siapa, yang jelas orang yang tidak kukenal. Langsung saja aku minta maaf padanya. Aku membungkukkan badan agar terlihat sopan. Tapi yang paling aku tidak suka, orang itu malah memarahiku habis habisan.
“Cheoso hamnida”
“YAA!! Kau tidak punya mata ya??!!” katanya dengan membentakku.
“Aku benar2 tidak sengaja. sekali lagi aku minta maaf atas kesalahanku” aku mengucapkan kata maaf berulang kali. Tetap saja orang itu memarahiku. Memang siapa dia?? Seenaknya memarahi orang!!..
“tidak sengaja katamu??!! Sudah tau ini jalan, seharusnya kau lebih memperhatikan itu!! Bukannya malah ceroboh!!kau tau, gara2 kau orang lain bisa saja terluka, Paboya!!” katanya skali lagi membentakku.
“Mwo?? Kau bilang apa?? Yaa!! Kau siapa seenaknya mengejek orang lain!! Asal kau tau saja, aku ini punya nama!! Sok tau!!” aku tidak tahan lagi dengan orang ini. Dia mengejekku dengan kata ‘paboya’. Siapa orang yang mau dipanggil bodoh??. Apalagi dipanggil orang Sok Tau seperti dia..
Dari arah belakangku, Hyuk Jae datang. Dan langsung menanyai kami apa yang terjadi.
“waeyo?? Ada apa ini??”
“hey, beritau dia kalau bersepeda seharusnya melihat ke depan!! Jangan melihat ke belakang!! Gara-gara dia aku hampir saja terserempet.” Jawabnya dengan santai tanpa dosa.
“Yaa!! Kubilang itu tidak sengaja!! Akukan sudah minta maaf padamu!!” aku benar2 tidak tahan sekarang.
“tetap saja aku hampir terluka gara-gara kau!! Kalau terjadi apa2 padaku, memang kau mau membiayainya??!! Sepedamupun tidak cukup untuk membayarnya!!”
“ Cihh, sombong sekali kau!! Memang kau siapa??!! Eoh??!!...” kataku sambil memalingkan muka darinya lalu melihatnya lagi.
Saat itu, Hyuk Jae langsung menghentikan perdebatan kami. Dengan meminta maaf pada orang itu.
“Maafkan temanku, dia benar2 tidak sengaja. Sekali lagi kami minta maaf” kata Hyuk Jae minta maaf dengan kedua tangannya (tau sendirikan orang minta maaf gimana??~).
Aku sudah lelah menghadapi orang di depanku ini. dari pada berlama2 dan berdebat dengan orang asing, lebih baik aku pergi saja.
“Sudahlah, kita pergi saja. Tidak ada gunanya berdebat dengan orang sombong seperti dia!!”  aku menarik tangan Hyuk Jae dan membawa sepedaku ke dalam kampus.


*Author pov*
Sambil berjalan melalui koridor kampus menuju kelas, Ji sun dan Hyuk Jae membicarakan acara wisudah 3 minggu lagi. Mereka membahas soal konsep, property, dan yang lainnya. Karena mereka adalah salah satu anggota TM. Saat membahas hal itu, mereka baru sadar bahwa bel berbunyi tanda masuk. Bersama mereka masuk ke dalam kelas. Lalu menemui teman2 mereka yang lain. Ji Sun duduk disebelah kanan Ha Neul dan sebelah kanan Ji Sun kosong. Sedangkan Hyuk Jae duduk diantara Kibum dan Minho. Akhirnya pelajaran dimulai. Sekarang saatnya pelajaran seni.

*Ji Sun pov* 
Aku senang sekali dengan pelajaran seni. Karna lebih banyak praktek daripada teori. Kalian tau kenapa?? Karna teori membuatku pusing. Apalagi hari ini, kami akan membahas tentang Drama. Asshhh, senang sekali rasanya.
Park jung soo, beliau adalah guru seni kami. Parksaengnim, begitulah kami memanggilnya. Saat beliau masuk ke dalam kelas, saat itu aku sedang menulis sesuatu dalam buku diariku. Jadi aku tidak menyadari bahwa parksaengnim membawa seorang mahasiswa baru.
“wah, ada mahasiswa baru^^, tampan sekali… siapa ya dia??” kata Ha Neul dengan wajah aegyonya itu.
“Aisshhh, kau sudah punya Joog Woon Ha Neul-ah… ingat itu!!..” kataku sambil tersenyum dan tetap menulis diari.
“Eoh, dia itukan yang tadi hampir kau tabrak Ji Sun-ah..” kata Hyuk Jae menambahkan sambil menunjuk kearah mahasiswa baru itu.
Aku menghentikan aktivitasku menulis diari lalu melihat ke depan… dan benar saja, mahasiswa baru itu adalah orang yang hampir saja aku tabrak pagi tadi. Aku benar2 shock saat itu. Dia memperkenalkan dirinya di depan kelas dengan tampang sombongnya itu.
“Annyeong haseyo, naneun Kang Jin Woo imnida. Bangapseumnida..” katanya memperkenalkan diri dengan membungkukkan badan tanda penghormatan.
Aku tidak memperdulikannya. Kulanjutkan saja pekerjaanku yang sempat tertunda tadi. Beberapa detik kemudian, aku tidak menyadari bahwa bumi ini seperti bergoyang (?). lalu kutengok sebelah kananku, dan ternyata memang benar. Orang itu duduk di sebelahku. Aku tidak peduli siapa namanya. Sontak, aku langsung menutupi wajahku dengan buku diariku. Aku tidak mau melihatnya. Jika ia tau aku, mungkin dia akan mengejekku lagi seperti tadi. Aku tidak ingin berdebat dengannya sekarang.
Selama pelajaran aku menutup wajahku dengan buku agar orang yang duduk disebelah kananku itu tidak mengenaliku. Parksaengnim menyampaikan pelajaran kali ini dan memberi kami tugas kelompok beranggotakan 9 atau 10 orang untuk mempraktekkan drama. Ada 4 ketua yang terpilih salah satunya Kimmy. tentu saja aku ikut menjadi anggotanya dan ke 7 temanku yang lain. Temanya bebas, sesuai pilihan. Dan tugas ini harus sudah siap 2 minggu lagi. Dan yang dramanya bagus, akan di tampilkan saat wisudah 3 minggu lagi. Parksaengnim memang terkadang terlalu tegas dalam hal ini. tapi, walaupun begitu aku tetap menyukai pelajaran ini^^v.  

~teet.. teet.. teet..~

*Author pov*
Jin Woo melangkah keluar duluan sebelum Ji Sun keluar. Setelah itu, disusul teman2 Ji Sun yang berjalan menuju kantin kampus. Ji Sun menyendiri ke taman belakang kampus. Sebelumnya ia diajak oleh teman2nya ke kantin untuk membahas tema yang akan dipakai dalam drama nanti. Tapi ia lebih memilih untuk menyendiri. Katanya, apapun keputusannya, ia akan mengikuti.
Ji Sun duduk di bawah pohon sambil bersandar. Ia senang sekali disitu. Sambil membaca buku, lebih tepatnya membaca novel dan menulis diari. Ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Orang itu adalah Jin Woo. Jin Woo memperhatikan Ji Sun dari samping kejauhan. Dan ia pun tersenyum2 melihat tingkah laku Ji Sun yang menurutnya aneh tapi lucu..

*Jin Woo pov*
Aku memperhatikannya dari samping kejauhan. Dia begitu manis dan cantik. Memang tadi aku memarahinya saat ia hampir menabrakku. Tapi itu hanya agar ia mengingatku. Aku memang tidak tau namanya, walaupun tadi aku sempat mendengar ada orang yang memanggilnya sebelum ia hampir menabrakku. tapi aku ingin sekali mengenalnya lebih dekat, tidak hanya sekedar tau namanya. Dengan duduk disebelahnya, pura2 tidak mengetahui dia dan ikut bergabung dengan kelompoknya, aku akan segera mengenalnya.
Dari kejauhan, kulihat ia sedang menulis diarinya sambil mendengarkan music. Wajahnya itu membuatku ingin tertawa. Sekali2 ia memanyunkan mulutnya tanda berfikir. Dan menggigit pensil yang ada ditangannya itu. Lucu sekali . lalu, tiba2 aku melihatnya menangis sambil melihat kertas yang ada di tangannya. Entah kertas apa yang dipegangnya itu. Tanpa fikir panjang, aku langsung menghampirinya.
“Hey, sedang apa kau disini??” dengan gayaku yang dingin kutanya dia. Dia tidak langsung melihat. Kulihat dia langsung menghapus air matanya itu dengan telapak tangannya.
“neo??!! Kenapa kau bisa ada disini??!! Eoh!!” kurasa dia terkejut melihatku.
“kebetulan saja aku lewat sini, ingin melihat2 kampus baruku. Memang tidak boleh??!!” jawabku dengan angkuh, seperti gayaku^^v
“jangan2 kau mengikutiku??!” jawabnya dengan penasaran dan menuduhku mengikutinya.
“aisshhh, untuk apa aku mengikutimu??!! Membuang2 waktu saja, paboya!!”
“YAA!! Sudah kukatakan aku mempunyai nama!! Namaku adalah Sung Ji Sun, sok tau!!” jawabnya sedikit membentak. Tidak, dia memang membentakku. Karna aku mengejeknya bodoh. tapi itu membuatku mengetahui namanya. Yes, rencanaku berhasil untuk mengenalnya.
“Yaa!! Aku juga punya nama bodoh!! Namaku Kang Jin Woo!!” kataku memperkenalkan diri.
“kalau begitu jangan panggil aku bodoh kalau kau tidak mau kupanggil sok tau!!” katanya sperti memberikan persyaratan padaku. Aku tidak mau kalah dengannya.
“baiklah, cerewet” sudah kubilang aku tidak mau kalah denganya.
“Yaa!! Neo julle!! (kau mau mati)” nada bicaranya seperti mengancamku. Tangannya juga kelihatan mengepal. Sepertinya dia bersiap2 untuk meninjuku…
“ya sudah baiklah..” akhirnya, aku mengalah saja dengannya. Yang jelas langkah pertama berjalan lancar, yaitu mengetahui namanya. YES kataku dalam hati.

~TEET TEET TEET~

*Ji Sun pov*
Akhirnya bel pulang berbunyi. Lelah sekali rasanya. Jam menunjuk pukul 16.30… aku harus bergegas pulang ke rumah karna pukul 18.00, aku harus pergi ke rumah Kimmy untuk mengerjakan tugas drama yang diberikan Parksaengnim tadi di kampus. Aku menaiki sepeda andalanku ke rumah Kimmy. Saat tiba di rumah Kimmy, aku melihat ada mobil yang tidak kukenal sedang parkir di rumah Kimmy. Awalnya kukira itu mobil orang tua Kimmy yang baru. setauku orang tua Kimmy tidak mempunyai mobil seperti itu. Mobilnya menyerupai mobil balap berwarna merah bercampur hitam. Bagus sekali menurutku. Dari pada aku bingung sendiri, lebih baik langsung saja kutanyakan pada Kimmy. Sepertinya semua orang sudah di dalam. Apalagi ini sudah pukul 18.30….
Aku memang telat 30 menit, hehehe. maklum, dari rumahku ke rumah Kimmy memang sedikit jauh.   Membutuhkan waktu 20 menit untuk perjalanan. walaupun begitu, aku tetap datang.
          Langsung saja kulangkahkan kakiku masuk ke dalam. Aku memang sedikit lancang. Tapi kami semua ini teman dekat, jadi kurasa tidak masalah. Benar saja mereka semua ada di dalam. Aku mendengar mereka membicarakan sesuatu disana. Saat berjalan masuk, aku langsung menanyakan pada Kimmy mobil siapa di depan.
          “Kimmy-ah, mobil siapa di de--” Kataku terhenti saat aku melihat orang asing itu di rumah Kimmy. Ah, maksudku Jin Woo. Untuk sesaat kami bertatapan. Mata kami saling bertemu selama Sekitar 30 detik. Saat itu aku seperti tersengat listrik(?), badanku serasa gemetaran melihatnya. Dan aku baru menyadarinya bahwa orang yang bernama Jin Woo itu memang tampan. Aku merasa canggung tiba2. Hatiku serasa berdebar saat menatapnya. Sepertinya dulu aku juga pernah merasakan hal ini pada orang lain. Entah perasaan apa itu… yang jelas itu membuatku bahagia. Setelah beberapa detik, Lalu Hyemi memecah keheningan.
          “Baiklah, kita semua sudah berkumpul. Kajja kita langsung mulai saja!”
aku tidak jadi menanyakan soal mobil pada Kimmy. Karna sudah pasti itu mobil milik Jin Woo. Aku terkejut, kenapa ia bisa ada disini. Kutanyakan pada Kimmy. ternyata ia juga anggota dari kelompok kami. Aisshhh, kenapa harus dia?? menyebalkan.

*Author pov*
          Semua teman2 Ji Sun termasuk Jin Woo berlatih memerankan tokoh masing2. Pemeran utama dalam drama ini adalah Ji Sun dan Jin Woo sebagai sepasang kekasih. Awalnya Ji Sun menolak untuk berpasangan dengan Jin Woo. Jin Woo juga begitu. Tapi semua teman2 Ji Sun sudah menyetujui bahwa Ji Sun dengan Jin Woo. Kimmy pun setuju. Sebagai seorang ketua, ia juga berhak menentukan. Akhirnya itulah keputusannya. Ji Sun dan Jin Woo tak bisa mengelak. Pembagian peran sudah selesai. Sekarang tinggal memainkan peran. Saatnya berlatih… fighting fighting.

          *Ji Sun pov*
          Aisshhh, kenapa harus aku yang berpasangan dengan Jin Woo. memang tidak ada yang lain apa. Aahh, benar juga Semuanya sudah memiliki pasangan masing2. Ah Young dengan Hyuk Jae, Kimmy dengan Kibum,Hyemi dengan Minho dan Ha Neul dengan Joong Woon. Tersisa aku dan Jin Woo. terpaksa kami harus berpasangan. Aisshhh, benar2 menyebalkan.
Aku jadi teringat sesuatu… Disaat seperti ini, biasanya ada Seung Hee yang menghiburku. Dia slalu bisa membuatku tersenyum. Aku benar2 merindukan itu semua. Bukan, aku merindukan Seung Hee… ya, aku sangat merindukannya~  tidak terasa, air mataku keluar lagi untuk kesekian kalinya.

          *Author pov*
          Tiba2 saja Ji Sun terlihat menangis. Tapi semua orang tidak menyadarinya, karna sedang asyik mengobrol. Hanya Jin Woo yang tau, jelas saja karna Jin Woo berdiri di sebelah Ji Sun.  karna merasa diperhatikan, Ji Sun langsung mengusap air matanya itu dengan telapak tangannya. Dia berusaha agar Jin Woo tidak curiga. Dia tidak ingin ada orang yang tau bahwa ia masih mencintai dan sangat merindukan Seung Hee. Dia langsung mengalihkan pembicaraan ke topic dramanya.

*Jin Woo pov*
          Ada apa dengan gadis itu?? Kenapa dia menangis?? Apa karna pembagian perannya denganku?? Aigoo, apa benar karna itu?? Aisshhh, tapi itu tidak mungkin. Hanya karna ini ia menangis??.. aku berbicara dalam hati agar ia tidak tau.. tentu saja~
          Sungguh, aku tidak ingin melihatnya seperti ini. aku tidak ingin melihatnya menangis… itu akan membuatku merasa bersalah padanya. Kenapa aku ini?? memang siapa dia?? Omo, aku sudah gila!! Benar, aku memang sudah gila. Gila karna menyukainya. Sejak pertama kali bertemu saat ia hampir menabrakku, aku sudah menyukainya dan mungkin akan berubah menjadi mencintainya. Apa yang harus aku lakukan sekarang?? Aku bingung dengan diriku sendiri..
Aku jadi merasa takut berbicara. Tapi aku harus bertanya padanya kenapa ia menangis.
          “hey, kau kenapa?? Begitu saja menangis..” dengan gayaku yang dingin padanya. Aku tidak mau kalau sampai dia tau bahwa aku menghawatirkannya.
          “eoh, siapa yang menangis??!! Hanya saja…. Mataku kelilipan debu. Kau saja yang berlebihan mengira aku menangis” dia menjawab pertanyaanku dengan sedikit terbata.
          “oohhh, kelilipan.. ya sudah” aku tidak ingin menanyainya lebih lanjut karna dari jawabannya itu, aku sudah mengerti bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku. Dia berkata bohong, dan aku tau itu. Aku harus mencari tau apa yang terjadi padanya sehingga ia menangis..~

          *Author pov*
          Jam sudah menunjuk pukul 22.30… semua pulang ke rumah masing2. Dan tentunya diantar oleh namjachingu masing2. Hanya tinggal Ji Sun yang pulang sendiri dengan menaiki sepeda kesayangannya. Jin Woo pulang duluan. Ji Sun berjalan mengarungi jalan menuju rumahnya. Hari semakin gelap. Lampu2 jalanan sudah banyak yang dimatikan. tinggal ia sendiri di jalanan. Tak ada siapapun. Hanya terdengar suara gonggongan anjing yang sedang mencari makan di malam hari. Tiba2 saja langkahnya terhenti. Ia merasa takut, apa yang akan terjadi padanya. Karna 3 orang pemuda yang tidak ia kenal berbau alcohol tiba2 saja berhenti di depannya.

          *Ji Sun pov*
          Aku merasa takut sekarang. Benar2 takut kalau sesuatu terjadi padaku. Apa yang harus kulakukan sekarang?? Kekuatanku tidak sebanding dengan 3 orang pemuda itu. 3 orang itu menggodaku, berusaha menyentuhku. Akhirnya aku memutuskan untuk berteriak sekencang2nya. Berharap bantuan akan segera datang.
          “hai cantik, kau sedang apa disini?? Mari kutemani??...” kata pemuda pertama sambil berusaha menyentuh tanganku. Tentu saja aku segera mengelak darinya.
          “wiihhh, galak juga… hahaha… ayolah, tidak apa2” kata pemuda kedua sambil merayuku. Dia berhasil menyentuh tanganku.
          “ lepaskan!!.. “ aku berteriak berulang kali. Pemuda ketiga memegang lenganku, berusaha menutup mulutku agar aku tidak berteriak. Dan ia berhasil. Sekarang mulutku terkunci. Aku berusaha untuk melepaskan diri dari ketiga pemuda itu.

          *Author pov*
Ji Sun berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari ketiga pemuda jahat itu. Beberapa detik kemudian, seorang pemuda menyelamatkannya.  Entah dari mana datangnya pemuda baik itu. Ia langsung meninju ketiga penjahat yang menggoda ji Sun tadi. Dengan kekuatannya, ia berhasil membuat ketiga penjahat babak belur karna pukulannya. Akhirnya ketiga penjahat itu kabur. Ji Sun tidak memperhatikan orang yang telah menyelamatkannya. Untuk sesaat, Ji Sun hanya bisa terdiam karna trauma yang baru saja dialaminya. Ia tidak kuat lagi. Akhirnya ia terduduk saat itu juga.

          *Jin Woo pov*
          Aku tidak rela melihatnya digoda orang lain, apalagi orang jahat. Ingin sekali aku bisa menjaganya dari orang2 seperti itu. Tenang saja Ji Sun-ah, aku akan selalu menjagamu, apapun yang terjadi. Aku berjanji. Aku melihatnya terduduk diam sambil menatap tanah. Aku tidak tega melihatnya seperti itu. Kuputuskan untuk membawanya kerumahku. Karna aku tidak tau rumahnya, dan ia juga tidak mengatakan apapun saat kutanya. Di sepanjang perjalanan, ia hanya diam. Jam sudah menunjukkan pukul 23.20… ini sudah sangat larut malam. Akhirnya sampai juga di rumahku. Aku langsung menyuruhnya duduk di ruang tamu. Dia masih terdiam. Untuk beberapa saat, kubiarkan dia seperti itu. Mungkin ia masih shock karna kejadian tadi. Sudah 5 menit dia terdiam disebelahku. Ya, aku duduk di sebelahnya. Kuberanikan diri untuk berbicara dengannya.
          “neo… gwaenchana??” nada suaraku seperti berbisik, tapi masih dapat didengar. Ia tidak langsung menjawabnya. Tiba2 ada suara nada dering T-ARA_day by day… nada itu berasal dari dalam jaket Ji Sun yang tergeletak di atas meja. Kurasa itu suara ponsel Ji Sun.
          “Yaa!! Ponselmu berbunyi… kau tidak mau angkat??!!” kataku sedikit keras. Tetap saja ia diam. Aiisshhh jinjja..
          “haruskah aku yang mengangkatnya??!! Eoh!!” kurasa dia benar2 shock. Langsung saja kuambil ponselnya dari dalam jaket, dan mengangkatnya.
          “Yeoboseyo??” sapaku pada orang di telfon.
          “Ji Sun-ah, kau ada dimana sekarang?? Kenapa belum pulang?? Ibu mengkhawatirkanmu.. kau tidak apa2kan?? “ kurasa yang menelfon ini adalah eomma Ji Sun. aigoo, apa yang harus aku katakan pada eommanya. Tidak mungkin aku mengatakan bahwa dia ada di rumahku sekarang. Jika aku mengatakan itu, eommanya akan marah pada Ji Sun. langsung saja kukatakan pada Ji Sun kalau eommanya menelfon.
          “hey, eommamu menelfon… aku harus mengatakan apa??” aisshhh, pada saat seperti ini, dia tetap saja tidak menjawabku. Terpaksa aku menjawab…
          “maaf ahjuma, aku Jin Woo teman Ji Sun. dia sedang berada di rumah Kimmy sekarang. Ponselnya tertinggal saat kerja kelompok tadi. Sepertinya ia menginap disana” maafkan aku Ji Sun, aku harus berbohong agar kau tidak dimarahi eommamu.
          “aahh, mianhae kukira kau Ji Sun anakku. Baiklah kalau begitu, sampaikan padanya kalau eommanya menelfon semalam” sedikit lega rasanya. Eomma Ji Sun percaya padaku. Tapi tetap saja, itu tidak baik. Berbohong, apalagi pada orang yang lebih tua. Aisshhh, itu semua karna aku bingung harus mengatakan apa. Saat aku membuatkan minum di dapur, ia sudah tertidur pulas di sofa. Kuselimuti dia Dan membiarkannya tidur pulas.

-_-_-_-_-_-_-

~kriiiiiiiiiiiing kriiiiiiiiiiiing~ (critanya jam alarm^^v)
          *Author pov*
          Pagi ini Jin Woo berencana membawa Ji Sun ke rumah Kimmy dan menceritakan apa yang terjadi semalam. Ah Young datang bersama Hyemi. Hanya ada kami berlima di rumah Kimmy. karna semua teman kami, sibuk dengan urusan masing2. Aku sudah menceritakan semua pada mereka. Ah young terkejut. Dan Hyemi spontan juga kaget.
          “Benarkah?? Lalu apa yang terjadi??” kata Ah young. Dia seperti orang yang sedang dikejar2 anjing. Bicaranya cepat sekali. Belum sempat aku menjawab, Hyemi menambahkan.
          “apa yang dilakukan penjahat itu?? Ji Sun tidak apa2kan??” mana yang harus kujawab lebih dulu. Kuputuskan untuk menjawab….
          “Tanya saja sendiri pada orangnya” jawaban singkat bukan??
          Akhirnya, Ah Young dan Hyemi menanyakannya langsung pada Ji Sun. awalnya, Ji Sun masih diam. Setelah Ah Young dan Hyemi menghiburnya, akhirnya ia mulai menceritakan apa yang terjadi. Semuanya…
          “syukurlah kau tidak apa2…” Ah Young merasa lega Ji Sun tidak apa2.
          “apa kau tau kalau yang menyelamatkanmu adalah Jin Woo??! Dia yang menghajar semua penjahat itu…” Hyemi menanyainya masalah itu.
          “jinjjayo?? Jin Woo yang menyelamatkanku?? Bukankah Seung Hee yang menyelamatkanku??! Aku melihat, Seung Hee yang menyelamatkanku..” aneh sekali, siapa Seung Hee?? Kenapa dia mengira aku adalah Seung Hee??
          “sudahlah Ji Sun-ah, Seung Hee sudah tiada. Lupakan dia!.. sekarang yang ada hanya kami, teman2mu.” Kata Kimmy seperti membujuk agar Ji Sun melupakan Seung Hee.
          “tapi semalam dia benar2 ada disana menyelamatkanku…” Ji Sun tetap saja tidak percaya. Dan terus mengatakan bahwa yang menyelamatkannya adalah Seung Hee.
          Aku masih tidak mengerti, siapa Seung Hee?? Ada hubungan apa Ji Sun dengan Seung Hee??... aisshhh, ya sudahlah nanti saja kutanyakan. Yang penting Ji Sun sudah mau bicara lagi.
          Aigoo, kulihat dia menangis lagi. Setelah ia mengatakan ia tidak bisa melupakan Seung Hee. Apa yang harus aku lakukan?? Kubiarkan dia menangis di pelukan Ah Young.

          *Ji Sun pov*
          Aku tidak percaya dengan yang mereka katakan. Jin Woo?? Yang menyelamatkanku?? Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat semalam. Aku melihat Seung Hee menyelamatkanku semalam. Tapi mereka memang benar. Seung Hee sudah tiada. Itu hanya hayalanku saja. Yaa, mungkin mereka benar kalau aku memang harus melupakan Seung Hee. Baiklah, aku akan berusaha…
          Tidak terasa air mataku keluar deras sekali (emang hujan deras??^-^v) sampai membasahi dress yang kukenakan. Ah Young memelukku. Berusaha menenangkan aku.

          *Ah Young pov*
          Kulihat ia sangat rapuh. Kudekap dia dalam pelukanku agar ia lebih tenang. Dalam pikirannya hanya ada Seung Hee yang ia cintai. Karna itu dia mengira Jin Woo adalah Seung Hee. Aku tidak tega melihatnya terus2an seperti ini. aku ingin Ji Sun yang ceria, selalu tersenyum, selalu bisa membuat kami semua tertawa. Aku rindu dia yang seperti itu. Kurasa aku harus membantunya melupakan Seung Hee. Sebagai seorang sahabat, aku memang harus membantunya disaat apapun.

          *Author pov*
          Untuk beberapa saat, Ji Sun berada dalam pelukan Ah Young. Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil. kakak Ji Sun sudah datang menjemput. Tadi Kimmy yang menelfon. Joon Soo mengetuk pintu dari luar. Lalu menemui adiknya. Ia mengkhawatirkan adiknya yang unyu2 itu. Ia takut ada apa2 pada adiknya. Tanpa basa basi, Joon Soo langsung menyuruh adiknya pulang bersamanya.
          “ayo kita pulang! Eomma sudah menunggu di rumah” katanya sambil menarik tangan adiknya.
          “tunggu sebentar, aku ingin disini…” jawab Ji Sun sambil menarik tangannya kembali. Ia tidak memperdulikan kakaknya itu.
          “cepat!!, besok kau bisa datang lagi kemari. Sekarang eomma sangat mengkhawatirkanmu”
          Ji Sun akhirnya pulang bersama kakaknya yang memang sedikit galak. Ia berpamitan pada Ah Young, Hyemi dan Kimmy. tidak dengan Jin Woo..

          *Ji Sun pov*
Sesampainya di rumah, aku langsung menghampiri eomma untuk mengatakan bahwa aku baik2 saja.
          “Eomma, nan gwaechanaeyo^^” kataku sambil memeluk eomma dari belakang.
          “aigoo, darimana saja kau?? Eomma sangat mengkhawatirkanmu.. “
          “aku kan ada di rumah Kimmy eomma…”
          “oh iya, siapa temanmu yang mengangkat ponselmu semalam?? Suaranya seperti suara laki2” kata eomma sambil membalikkan badan menghadap kearahku.
          “jeongmal?? Nugu eomma??”
          “aisshhh, eomma bertanya padamu kenapa kau balik bertanya!!??” kata eomma sambil memukul sedikit kepalaku.
          “appoyo… “ kumanyunkan bibirku, sakit sekali jitakan eommaku itu.
          “kau bersama siapa semalam?? Eoh??”
          “sudahlah eomma. Lupakan saja. Yang penting aku sudah di rumah dan aku baik2 saja^^~ nee..”
          “Aisshhh, kau ini pintar sekali mengalihkan pembicaraan… ya sudah.. kau istirahat sana. Inikan hari libur. Gunakan sebaik2nya. arachi??”
          “Arasseo, aku istirahat dulu eomma^^” ku kecup kening eomma dan melangkah menuju kamarku.

          *Jin Woo pov*
          Syukurlah dia baik2 saja. Aku merasa lega. Saat ku melangkah menuju kamarku dan merogoh saku jaketku, aku menemukan sebuah ponsel. Aigoo, inikan ponsel milik Ji Sun. aisshhh, aku lupa memberikan padanya. Ottokhae??.. aku berfikir sejenak. Ahh, akan kuberikan besok saat latihan drama. Ya, Besok…

          *Ji Sun pov*
          Aku merasa ada sesuatu yang hilang. Aku mencari2 sesuatu dalam saku jaketku. Ya, aku sedang mencari ponselku. Tidak ada…. Dimana ponselku?? Lalu aku menelfon Kimmy lewat telfon rumahku. Aku bertanya pada Kimmy, apa dia tau dimana ponselku. Dia menjawab, dia tidak tau. Aisshhh, ottokhaji?? Chakkaman…, terakhir kali aku bersama Jin Woo. Karna katanya dia yang menolongku dari para penjahat. Jadi kemungkinan, ponselku ada padanya. Mungkin, semoga saja…

          *Author pov*
          Keesokan harinya Jin Woo mengembalikan ponsel milik Ji Sun saat mereka bersama berlatih drama. Tentunya dengan semua anggota drama. Hari demi hari mereka lalui. Tidak terasa selama berlatih drama, mereka berdua semakin dekat.

*Ha Neul*
          Hari demi hari, aku melihat hubungan Ji Sun dan Jin Woo semakin dekat. aku juga senang, akhirnya Ji Sun sudah bisa tersenyum lagi. Karna selama berlatih, Jin Woo lah yang dapat membuat kami semua tertawa termasuk Ji Sun. hatiku mulai tenang. Sepertinya Ji Sun sudah dapat melupakan Seung Hee. Ya, sepertinya begitu.

          *Author pov*
          Sudah 2 minggu mereka semua berlatih drama. Tiba saatnya untuk pemilihan atau seleksi, kelompok siapa yang akan tampil saat acara wisudah minggu depan. Satu per satu kelompok maju ke depan panggung yang mungkin memang sederhana, tapi cukuplah untuk seleksi. Setelah semua kelompok sudah tampil, sekarang saatnya pengumuman.

          *Kimmy pov*
          Tiba saatnya pengumuman. Aigoo, hatiku deg-degkan. Bagaimana ya hasilnya… parksaengnim akan membacakan hasilnya. Ada 2 kelompok yang akan tampil minggu depan. Dan salah satunya adalah kelompok kami^^’ wahh, senangnya^^b kami bangga sekali.. acting Ji Sun dan Jin Woo menjiwai… jangan2…. Aisshhh, sudahlah kimmy, yang penting kami semua bisa tampil minggu depan.

          *Author pov*
          Tidak terasa, saatnya tiba. Acara wisudahpun segera dimulai. Akhirnya, Ji Sun dan teman2nya bisa menyelesaikan kuliah dengan cepat. Acara demi acara sudah dilewati. Semuanya sudah selesai…
          Ji Sun terlihat sedang duduk melamun di bawah pohon di taman belakang kampus. Ia tidak menyadari bahwa Jin Woo datang dan duduk disebelahnya.
          “Ji Sun-ah!” Jin Woo memanggilnya. Ia tidak mendengarnya.
          “Yaa!! Ji Sun-ah!” Jin Woo memanggilnya sekali lagi dengan menepuk lengan kirinya. Kali ini ia menoleh, dengan terkejut.

*Jin Woo pov*
          Aisshhh, gadis ini tuli atau apa.. dipanggil tidak menjawab. Aku sedikit berteriak memanggilnya dan menepuk lengan kirinya. Akhirnya menoleh juga.
          “kau itu punya telinga atau tidak??! Dipanggil, tidak menjawab.. kau tuli ya??!”
          “eoh??! Kau memanggilku??! Ah mian, aku tidak tau kalau kau memanggilku.. hehehe^^”
          “aisshhh, paboya!!” kupalingkan wajahku darinya. Aku berkata sedikit berbisik agar ia tidak mendengarnya karna aku memanggilnya bodoh. Tapi aku salah,,… ia mendengarnya.
          “Mwoya??! Kau mengejekku lagi??”
          “ne^^ waeyo??” kataku sambil berusaha menghindar darinya agar ia tidak memukulku kemudian.
          “Yaa!! Mwoya?? Yaa!! Kemari kau!! Awas kau ya!!” katanya sampil mengepalkan tangannya. Itu artinya ia akan memukulku.
          Untuk beberapa saat, kami saling mengejar satu sama lain seperti anak kecil yang sedang bermain kejar2an. Aku senang sekali,, Dia tertawa sambil berusaha mengejarku dan tentu saja ia tidak akan bisa menyusulku.. dari pada terus2an berlari, lebih baik aku mengalah saja. Kami berdua duduk di bawah pohon.aku ingin sekali membicarakan hal ini. tapi aku tidak berani mengatakannya. Akhirnya kuputuskan untuk mengatakannya.
          “Ji Sun-ah..” panggilku memecah keheningan.
          “ne… waeyo??”
          “aku ingin menanyakan sesuatu padamu..”
          “ige mwoya??”
          “kalau boleh tau,,,, siapa Seung Hee??” aku menanyakannya dengan sedikit terbata2. Dan kurasa aku berhasil membuatnya terkejut. Matanya terbelalak menghadap ke arahku.
          “m..mwo??”
          “siapa Seung Hee dan ada hubungan apa kau dengan Seung Hee??” tanyaku sekali lagi.
          “aahh, dia… dia namjachinguku” Ji Sun menjawab dengan sedikit terbata.
          “namjachingumu?? Jinjjayo??” aku kaget mendengarnya.
          “ne, tapi ia sudah tiada”
          “aahhh, kau masih mencintainya??”
          “molla… “

          *Author pov*
          Ji Sun menceritakan semua tentang Seung Hee pada Jin Woo. Ji Sun juga menceritakan bahwa ia mirip sekali dengan Seung Hee. Semua yang ada pada Jin Woo.. gaya bahasanya.. semuanya.. terlihat Ji Sun menangis lagi… langsung saja Jin Woo berusaha untuk menenangkannya. Mereka berdua berpelukan beberapa menit. Jin Woo membiarkan Ji Sun menangis di pelukannya.

          *Jin Woo pov*
          Aku sedih melihatnya seperti ini. aku tidak ingin, selama hidupnya ia mengingat orang yang sudah tiada. Aku ingin membahagiakannya.
          “sudahlah, jangan menangis lagi. Untuk apa menangisi orang yang sudah tiada…”
          “hiks hiks hiks, aku sudah berusaha melupakannya.. tapi itu sulit sekali..”
          “kalu begitu, aku akan membantumu untuk melupakannya”

          *Ji Sun pov*
          Untuk beberapa menit aku menangis di dalam pelukannya. Hatiku merasa tenang saat itu. Entah kenapa, setiap aku bersama Jin Woo, aku merasa bahwa aku bersama Seung Hee. Omona, apakah dia pengganti Seung Hee ku??...

          *Author pov*
          Setelah pulang dari acara wisudah kampus pukul 14.00…., sorenya Ji Sun pergi ke bukit dekat rumahnya. Sebelumnya, ia menjenguk eomma Seung Hee. Hanya sekedar memastikan kalau eomma Seung Hee sehat2 saja. Sesampainya di bukit, ia ingat kata2 Seung Hee saat bersamanya di bukit itu. Benar, ia mengingat masa lalunya bersama Seung Hee. Air matanyapun jatuh menggenang(?)… ia tak tahan lagi dengan takdir yang ia terima. Ingin sekali ia menghentikan hidupnya saat itu juga. Tapi sebelum hal itu terjadi, ia mengingat perkataan eommanya yang menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah di amerika bersama kakaknya.

          #Flashback on#

~tok tok tok~
          “ini eomma Ji Sun-ah…” kata eomma dari balik pintu.
          “eoh, masuklah eomma” aku sedang mendengarkan music sambil tiduran di tempat tidur.
~Cklek~
          “ada apa eomma??” tanyaku to the point.
          “ada sesuatu yang eomma ingin bicarakan denganmu”
          “soal apa eomma??”
          “apa rencanamu setelah ini??” Tanya eomma langsung.
          “maksud eomma??”
          “begini Ji Sun-ah, eomma ingin kau melanjutkan kuliah untuk S2 ke amerika bersama kakakmu. Kau mau kan??”
          “mwo?? Amerika eomma??”
          “ya, eomma ingin sekali kau mengikuti jejak kakakmu yang sukses menjadi pengusaha disana”
          “tapi eomma, kenapa tidak disini saja aku melanjutkan S2?? Kenapa harus di amerika?? Biayanyapun pasti sangat mahal kan?? Aku tidak ingin membebani eomma.  Eomma juga akan sendiri disini kalau aku ke amerika.. aku tidak akan meninggalkan eomma sendiri..”
          “Ji Sun-ah, dengarkan eomma” kata eomma sambil memegang kedua lenganku. Eomma melanjutkan.
          “Eomma tidak apa2 disini. Ada eomma Seung Hee juga yang menemani eomma. Kau pergi ke amerika ya bersama kakakmu?? Sukses disana… Ji Sun-ah eomma tidak pernah meminta apapun darimu. Hanya ini yang eomma minta. Otthe??” kata eomma meyakinkan.
          “ehh…” aku berfikir sejenak. Eomma memang tidak pernah meminta apapun dariku. Kurasa aku tidak bisa menolak. Aku melanjutkan….
          “baiklah eomma,,,” jawabku pasrah-_-
          “kalau begitu, eomma akan mempersiapkan kepergianmu minggu depan setelah kelulusanmu. Malamnya, kau akan segera pergi ke amerika bersama kakakmu” kata eomma sambil berusaha berdiri.
          “mwoya?? Minggu depan??”
          “ne, kau akan tinggal di amerika selama 3 tahun sampai kuliahmu selesai. Dan setelah itu, terserah padamu kau mau kemana..^^b” kata eomma tersenyum sambil melangkah keluar kamar.

            #Flashback off#

            *Ji Sun pov*
            Hari ini adalah hari terakhir aku disini. 3 tahun lagi aku akan kembali kesini. Eoh, aku belum memberitau teman2ku kalau aku akan ke amerika malam ini. aku harus memberitau siapa dulu??..
Tiba2 orang pertama yang terbesit dalam benakku adalah Jin Woo. Ada apa denganku??.. apa aku… mulai menyukainya??.. tidak mungkin, kita baru kenal 3 minggu yang lalu.. aisshhh, kuputuskan untuk menelfon Kimmy terlebih dulu. Lalu ke semua teman2 dekatku..
            ^pembicaraan dalam telfon^
            “eoh, Kimmy-ah”
            “ne, waeyo Ji Sun-ah??”
            “aniyo. Aku hanya ingin memberitaumu kalau malam ini aku akan pergi ke amerika”
            “MWO?? Amerika?? Kenapa kau tidak mengatakannya sejak dulu??” suaranya terdengar seperti berteriak karna terkejut.
            “mianhae Kimmy-ah, aku tidak sempat mengatakannya padamu. Sudah bagus aku memberitaumu. Daripada aku pergi tanpa kabar. Hm??!!”
            “meskipun begitu… jika kau mengatakannya sejak dulu, pasti kami akan mengadakan party untukmu, merayakan kepergianmu ke amerika.. agar kau sukses disana”
            “aisshhh, tidak perlu seperti itu.. aku akan kembali 3 tahun lagi..”
            “3 tahun?? Lama sekali”
            “benar, jadi jangan sedih ya kalau tidak ada aku?? Hehhehe^^”
            “baiklah kalau begitu. Jaga dirimu disana”
            “ne, arasseo. Kimmy-ah, tolong beritau yang lain ya??”
            “tentu saja aku akan memberitaukannya pada yang lain. Kami tidak rela kau pergi..>
            “eooohhh, Kimmy-ah mianhae… aku janji 3 tahun lagi aku akan benar2 pulang”
            “iya2… aku tau, kau itu selalu menepati janji. Ya sudah, nanti aku dan teman2 akan mengantarmu ke bandara. Otthe??”
            “ya baiklah, pukul 20.00 penerbanganku akan segera berangkat. Jadi kalian harus ke rumahku pukul 19.00… arasseo??”
            “arasseoo… kalau begitu, sampai jumpa di rumahmu”
            “Ne..”

            *Jin Woo pov*
            Tidak ada yang aku lakukan. Hanya duduk di depan televisi dan minum kopi. Ya, itulah kebiasaanku kalau sedang tidak ada kerjaan. Beberapa menit kemudian, kudengar nada dering ponselku berbunyi. Minho?? Ada apa dia menelfon??..
            “yeoboseyo?? Ada apa Minho??”
            “hey Jin Woo, dimana kau?? Cepat kemari! Ji Sun akan pergi ke amerika 30 menit lagi…”
            “jinjjayo?? Untuk apa dia ke amerika??”
            “sudahlah, tidak ada banyak waktu untuk menjelaskannya. Dari tadi kami mencarimu.. tapi kau tidak ada, dan ponselmu tidak bisa dihubungi“
            “baiklah, aku segera kesana” langsung saja kuraih kunci mobil dan bergegas pergi ke bandara.
            Aku tidak bisa kehilangan dia. Sekarang waktunya aku mengatakan kalau aku sangat mencintainya. Gadis yang kucintai akan pergi. Itu tidak bisa dibiarkan. Aku harus menghentikannya.

@bandara chuseo
            *Joong Woon pov*
            Dimana Jin Woo?? Kenapa dia belum datang?? Sebentar lagi Ji Sun akan pergi ke amerika. Aisshhh, anak itu.. kutanyakan pada Minho..
            “Minho-ah, kau sudah menghubungi Jin Woo?? Kau sudah mengatakan kalau Ji Sun akan ke amerika??”
            “Sudah hyung… katanya, dia akan segera kemari”
            “aisshhh, anak itu benar2…”
            Sekarang saatnya ia mengatakan pada Ji Sun bahwa ia mencintainya. Tapi kenapa sampai sekarang ia belum datang juga??.. (bagaimana aku bisa tau?? Benarkan itu pertanyaan kalian??^^/)
Tidak hanya aku yang mengetahui kalau Jin Woo sebenarnya menyukai Ji Sun. tapi kita semua sudah mengetahuinya. Darimana?? Kami tau dari semua tingkah laku dan perhatian yang ditunjukkan Jin Woo pada Ji Sun. kami menyadarinya 2 hari yang lalu. Saat kami mengajak mereka berdua untuk ikut bersama kami ke taman bermain. saat sampai di taman bermain, kami semua membiarkan Ji Sun dan Jin Woo jalan berdua dengan maksud supaya dalam drama yang ditampilkan saat acara wisudah berjalan lancar dan mereka berdua mendapat kemistri. Kami mengikuti mereka dari belakang. Tentu saja mereka berdua tidak tau. Itu rencana kita. Kkkkk^^(senyum evil). Mereka berdua terlihat akrab. Saling bercanda dan mengobrol. Jin Woo begitu perhatian pada Ji Sun. Saat itulah kami menyimpulkan bahwa Jin Woo sebenarnya menyukai Ji Sun. begitu critanya…^^v

            *Jin Woo pov*
            Aku langsung melangkah masuk menuju lobby bandara. Aku yakin mereka ada disana. Ini sudah jam 19.40… masih ada 20 menit lagi untuk mencegahnya pergi. Saat sampai di lobby, aku langsung mencari mereka. Ya, aku menemukannya. Itu mereka. Mereka akan menuju ke penerbangan. Aku langsung berlari ke arah mereka dan menghampiri Ji Sun.
            “Ji Sun-ah…, “ aku memanggilnya sekeras mungkin agar ia mendengarku.

            *Ji Sun pov*
            Saat aku berdiri, ada seseorang yang memanggilku dari belakang. Kubalikkan tubuhku melihat orang yang memanggilku. Dia adalah Jin Woo. Jin Woo?? Kenapa dia berlarian memanggilku??. Oh iya, sejak tadi aku memang tidak melihatnya. Kukira dia sibuk dengan urusannya. Dan sekarang ia berdiri dihadapanku… Semua orang memandangi kami berdua.
            “Jin Woo-ah?? Neo… kenapa kau kemari??”

            *Jin Woo pov*
            Aku harus mengatakannya sekarang juga. Sudah tidak ada waktu… ayolah Jin Woo, kau harus memberanikan diri untuk mengatakannya. Aku berusaha mengatur nafasku agar tidak ngos2an. Langsung saja kumulai….
            “Ji Sun-ah, ada yang ingin kukatakan padamu”
            “ne, mwoya??” kulihat wajah penasarannya. Lalu kupegang kedua tangannya.
            “Ji Sun-ah, nan… saranghaeyo” kataku sedikit terbata
            “MWO??” kurasa dia kaget mendengarnya.
            “ne, nan jeongmal saranghaeyo..”
            “Jinjja??”
            “Ne” sambil kuanggukkan kepalaku tanda yakin.
            Kulihat dia sedang berfikir. Tidak lama kemudian, dia mengatakan sesuatu.
            “Mianhae…, aku tidak bisa memberikan jawabannya sekarang. Mungkin setelah pulang dari amerika nanti, aku akan segera memberitaumu jawabannya. Otthe??”
            “berapa lama kau di amerika??
            “sekitar 3 tahun..” jawabnya dengan tersenyum.. apa yang lucu… tidak ada yang lucu.
            “baiklah, aku akan menunggu selama 3 tahun. Aku berjanji aku akan setia menunggumu” jawabku sambil mengangkat kedua tangannya. Lalu aku memeluknya sebagai tanda perpisahan… 3 tahun lagi, aku akan mendengar jawabannya. Sampai jumpa Ji Sun-ah.. aku akan selalu mencintaimu…^_^


            ~To be Continued~


          Gimana? Gimana? Kasi pendapat yaaaa….
Supaya di sequel selanjutnya bisa membangun… ^^
Gomawo^^    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar